Selasa, 20 Januari 2009

Nudibranch si Siput Tak Bercangkang



Nudibranch adalah binatang licin dan telanjang mirip bayi baru lahir. Sebagai kerabat siput yang nenek moyangnya menanggalkan cangkang jutaan tahun lalu, nudibranch hanya terdiri dari kulit, otot, serta organ-organ yang meluncur pelan di jalur berlendir di dasar laut serta di atas terumbu karang di seluruh dunia.

Dapat ditemukan mulai dari perairan dangkal berpasir serta terumbu karang hingga di dasar laut kelam lebih dari satu kilometer dalamnya, nudibranch berkembang biak baik di perairan hangat maupun dingin dan bahkan di sekeliling cerobong-cerobong vulkanis yang menyembur di laut dalam. Sebagai anggota kelas gastropoda, lebih luasnya anggota moluska, binatang yang kebanyakan seukuran jari ini hidup benar-benar tak berlapisan pelindung. Insang-insang berjumbaian di punggung nudibranch.

(Nudibranch berarti "insang telanjang," ciri yang membedakannya dari siput laut lain). Meski dapat melepas pegangan kaki berototnya supaya bisa terguling-guling di dalam arus-beberapa bahkan dapat berenang dengan bebas-nudibranch jarang bergegas. Jadi mengapa, di habitat yang penuh dengan pemangsa rakus, nudibranch tidak dilahap seperti udang saat diserbu di pesta barbecue? Spesies nudibranch yang baru diketahui berjumlah 3000 lebih ini, sebetulnya amat sanggup melindungi diri sendiri. Nudibranch bisa jadi tidak hanya berkulit liat, penuh tonjolan, dan abrasif, tapi juga telah menukar cangkang khas siputnya dengan senjata yang tidak begitu memberatkan: sekresi beracun dan sel-sel penyengat. Beberapa di antaranya membuat racun sendiri, tapi kebanyakan mengambilnya dari makanan. Spesies yang menyantap spons beracun, misalnya, mengubah dan menyimpan zat-zat beracun ini dalam tubuh dan mengeluarkannya dari sel kulit atau kelenjar saat diganggu pemangsa. Nudibranch jenis lain mengumpulkan kapsul-kapsul penyengat yang melingkar rapat, disebut nematosis, yang dicerna dari karang api, anemon, dan hydroid. Kebal terhadap sengatan, nudibranch ini memasang artileri curian di sepanjang tubuh bagian terluar. Banyak nudibranch yang dapat bergerak- yang rentan saat berpindah dari lokasi pencarian makanan yang satu ke yang lain di siang hari-menampakkan keberadaan senjatanya dengan warna-warni serta desain mencolok, palet hasil evolusi jutaan tahun. Warna pigmen yang kontras membuat nudibranch terlihat jelas di hijau dan cokelatnya terumbu karang, sebuah tanda bahaya visual yang membuat pemangsa gentar-predator yang berani akan cepat belajar menghindari pola warna yang artinya daging yang tak enak dimakan.

Binatang yang mampu meniru desain-desain tadi, termasuk nudibranch yang tidak beracun, juga tak disentuh. Nudibranch yang lebih suka menyendiri, dengan kebiasaan nokturnal serta wilayah pengembaraan yang sempit, lebih memilih kamuflase mulai dari warna kusam hingga cemerlang, bukan warna-warna kontras (walau banyak di antara mereka yang juga memiliki pertahanan beracun). Pigmen yang warnanya mirip spons serta substrat edibel tempat mereka berdiam bisa membuat bahkan jenis siput terbesar-sepanjang lengan bawah lelaki dewasa-tak terlihat. Penyelam bermata jeli sekalipun bisa tidak melihat spesies-spesies samar ini. Namun yang berwarna cerah muncul dengan semburat warna-warni krayon. Yang satu mengunyah karang, yang lain mencengkeram permukaan batu, yang terakhir mengendarai arus sepanjang dasar laut. Merupakan saat yang menguntungkan ketika melihat lusinan bahkan ratusan nudibranch berkumpul di lokasi kaya makanan untuk makan dan kawin. Juga saat melihat spesies "bertenaga surya" seukuran piring kecil yang mendapat nutrisi dari alga yang berfotosintesis yang hidup di dalam badannya. Nudibranch buta terhadap keindahan diri sendiri, mata mungilnya hanya bisa melihat sedikit selain membedakan terang dan gelap. Binatang ini mencium, mengecap, dan merasakan dunia dengan menggunakan tonjolan-tonjolan sensor di kepala yang disebut rhinophore dan tentakel-tentakel oral. Sinyal-sinyal kimia membantu menemukan makanan-tak hanya karang dan spons namun juga teritip, telur, atau ikan kecil-dan nudibranch lain.

Sebagai hewan hermafrodit, nudibranch memiliki organ jantan maupun betina serta membuahi sesamanya, kemampuan yang mempercepat pencarian pasangan serta menggandakan keberhasilan reproduksi. Tergantung spesies, pasangan nudibranch meletakkan telurnya dalam bentuk spiral, pita, atau rumpun kusut, berjumlah dua juta sekali bertelur. Tidak semua pembuahan berhasil. Kadang seekor nudibranch memakan nudibranch lain, terutama jika spesiesnya berbeda. Seekor siput kanibal mengangkat kepalanya seperti kobra untuk menelan sesamanya, menggunakan rahang dan gigi untuk memangsa. Nudibranch lain lebih mengandalkan enzim daripada gigi untuk memakan buruan. Binatang apa lagi yang dapat memangsa nudibranch tanpa terkena konsekuensi menyakitkan? Beberapa jenis ikan, laba-laba laut, penyu, bintang laut, dan beberapa jenis kepiting tertentu. Sebagian orang memakannya juga, setelah menghilangkan organ-organ beracun. Orang Cile dan orang pulau di seberang Rusia dan Alaska memanggang atau merebus siput laut atau memakannya mentah-mentah. (Fotografer David Doubilet menyamai pengalaman ini dengan "mengunyah penghapus.")

Manusia juga telah mempelajari sistem syaraf sederhana siput laut untuk membantu memahami mengenai pembelajaran dan ingatan, dan juga telah meneliti perisai kimia nudibranch untuk mencari obat-obatan. Pembuatan obat-obatan dari hewan laut tak bertulang belakang telah memiliki sejarah yang panjang: Pliny the Elder, misalnya, menulis pada abad pertama tentang penggunaan siput tanah dicampur madu untuk mengobati "luka kepala" dan abu bulu babi untuk kebotakan. Para ilmuwan kini sedang mengisolasi zat-zat kimia yang dapat membantu jantung, tulang, dan otak yang terganggu. Kelinci laut (sepupu nudibranch) baru-baru ini menawarkan senyawa penggempur kanker yang diuji klinis. Tetap saja, nudibranch masih belum mau membuka seluruh tabir rahasia mereka. Para ilmuwan memperkirakan bahwa mereka telah mengidentifikasi hanya separuh dari seluruh spesies nudibranch dan bahkan yang telah diketahui pun masih sukar dipahami. Kebanyakan nudibranch hidup tidak lebih dari satu tahun dan kemudian lenyap tanpa jejak. Tubuh tanpa tulang dan cangkang nudibranch tak meninggalkan bekas akan hidup yang singkat namun cemerlang. -Jennifer S. Holland, Staf NG


Sumber: national geographic

www.arthazone.com

Tidak ada komentar: